Waktu, Kata yang Sering Terlupakan - Blog Karya Arek Suroboyo

Kamis, 11 Juli 2024

Waktu, Kata yang Sering Terlupakan

*Semua foto berasal dari dokumen pribadi


SURABAYAHeyyo, apa kabar para pembaca setia? Semoga semua berada pada kondisi sehat nan bahagia. Alhamdulillah sampai sekarang, saya senantiasa dikaruniai kesempatan untuk terus mengunggah artikel di blog tercinta kita, yeeyy. Tenang saja, sebab walau sedang berlibur, kami pasti selalu konsisten berkarya dan pantang berhenti mewarnai web areknulis.blogspot.com melalui artikel menarik lainnya, jadi tetap stay tune ya!.

Ketika halaman sekolah sudah sepi, alat tulis ditambah buku pelajaran malas disentuh lagi, hingga berbagai hari yang tampak penuh diisi serangkaian rencana. Yap, begitulah gambaran suasana libur sekolah. Dalam hati tak berniat menunggu, ehh tiba-tiba liburan pun datang. Rasanya seperti baru kemarin kita berjuang keras menguatkan mental, ke luar dari zona nyaman demi menempuh betapa lelah perjalanan menuntut ilmu.

Memang laksana sebuah waktu, kalau dipikir ia mungkin masih berjalan lambat namun ternyata cepat pula huhuhu. Membicarakan masalah tadi, kata "waktu" seringkali terdengar remeh akibat jarang diperhatikan serius. Kadang, manusia bahkan berani melewatkan waktu yang sebenarnya sangat singkat, diisi oleh sejumlah hal kurang berfaedah bahkan merugikan diri sendiri.

Padahal, waktu sama sekali bukan persoalan yang bisa disepelekan sedikit pun. Tanpa ada waktu bagaikan tubuh tanpa nyawa, dimana kita akhirnya belum sempat mempunyai peluang mencapai impian pribadi, mengerjakan segala kegemaran yang disukai, serta menciptakan kenangan harmonis sambil ditemani orang tersayang. 

Islam mengajari bahwa waktu merupakan bentuk anugerah istimewa yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Waktu jelas tidak dapat diputar kembali. Detik-menit-jam yang dihabiskan semasa di dunia perlahan semakin berlalu, mengarahkan segenap makhluk lebih dekat ke akhir hayat, dan kelak dimintai pertanggungjawaban menjelang Yaumul Hisab (hari perhitungan amal) tiba. Sesuai penjelasan hadis dibawah: 

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

Terjemahan: "Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara: Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya". (HR. Tirmidzi)


Lantas perlu disimpulkan, sebagai seorang Muslim jangan semena-mena di kala memanfaatkan waktu. Supaya tahu apakah kita selama hidup mampu menjalankan waktu dengan baik, ialah memperhatikan bagaimana cara menghargai waktu itu sendiri. Berikut beberapa tips menghargai waktu berdasarkan ajaran Islam yang patut diteladani: 


1. Menghindari Kegiatan Tak Bermanfaat

Jauhi kegiatan yang sia-sia terhadap rutinitas kita, semisal menonton televisi terlalu lama atau bermain game berlebihan. Sebaliknya, coba mulai lakukan kebiasaan produktif yang bernilai manfaat. Banyak sekali contoh nyata saat diamati di lingkungan sekitar, yakni berolahraga, mengembangkan hobi dan membaca buku.


2. Menggunakan Waktu se-Bijak Mungkin

Kerapkali seseorang menjadi lalai, karena tidak memakai waktu secara bijak sekaligus tepat. Layaknya remaja zaman kini, yang mayoritas ceroboh membuang waktu berharga mereka. Ingat, jika usia mudamu enggan dipergunakan agar bersungguh-sungguh mencari ilmu, maka di hari tua nanti harus bersiap menerima perihnya kebodohan, hayoloh...emang mau?!. Perkara tersebut dipertegas dalam salah satu hadis yang berbunyi: 

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Terjemahan: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu". (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, 4: 341. Hadis ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)


3. Perbanyak Beribadah dan Amalan Sholeh

Maksimalkan waktu yang dimiliki untuk memperbanyak ibadah plus berbuat amal kebaikan. Semisal, melaksanakan shalat wajib lima waktu tepat pada waktunya, melafalkan Al-Qur'an, berdzikir, berdoa, dan bersedekah. Sehingga kemudian, kita bukan hanya sekedar menambah pahala, tetapi juga memperkuat hubungan keimanan bersama Allah Ta'ala. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ

Terjemahan: “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya dan buruk amalannya”. (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Bakrah Radhiallahu 'Anhu, lihat Shahih Al-Jami’ no. 3297) 


Demikian ketiga upaya yang bisa diterapkan bila ingin menghargai waktu. In Sya Allah, melalui niat mendalam diiringi tekad yang kuat, Allah jamin hendak menghadirkan kemudahan di seluruh bagian prosesnya. Yakinlah, setiap momen yang dilalui dengan aktivitas positif serta bermutu ibadah, tentu akan membawa kita menuju hasil kesuksesan, baik dunia maupun akhirat, Aamiin ya rabbal alamin. Semangat!. (*)


Penulis: Naufal Farras Abdillah

Editor dan pemilik blog: Alessandra Maura Raihanna

Terimakasih telah mengunjungi blog ini. Nantikan selalu update berita dari kami.