Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia - Blog Karya Arek Suroboyo

Minggu, 05 November 2023

Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia

 

*Semua foto berasal dari dokumen pribadi


SURABAYA – Hai teman-teman!. Sebelum memasuki isi artikel, izinkan saya bertanya terlebih dahulu. Adakah diantara kalian yang hobi membaca buku, baik sejenis novel, komik, cerpen, ensiklopedia, bahkan buku pelajaran? tampaknya cukup sedikit ya. Lalu, tahukah kalian jika negara kita menjadi negara dengan tingkat literasi yang rendah? Loh kok bisa? Mari kita bahas dan uraikan lebih mendalam.

Berdasarkan riset United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, yang menandakan bahwa minat baca penduduknya sangat minim. Diketahui, masyarakat Indonesia mempunyai minat baca sebesar 0,001%. Hal tersebut dapat membuktikan, diantara 1.000 orang yang ada, hanya 1 orang saja yang rajin membaca. Kondisi memprihatikan tadi membuat literasi bangsa Indonesia terlertak di tingkatan terendah, waduh sungguh di luar nurul ya.

Secara etimologi, arti literasi sendiri berasal dari istilah latin, yaitu 'literature' yang artinya orang yang belajar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi bermakna kemampuan dan keterampilan menulis dan membaca.

Dalam konteks ini bisa disimpulkan, literasi ialah kemampuan seseorang menulis dan membaca yang bertujuan menambah ilmu atau wawasan yang juga termasuk kemampuan berbicara, berbahasa, berhitung, serta memecahkan masalah pada tingkat tertentu, contohnya masalah di kehidupan sehari-hari. 

Sebenarnya ada banyak sekali faktor yang menyebabkan Indonesia krisis literasi, salah satunya seperti kurangnya budaya literasi di kalangan anak muda. Walaupun memasuki era digital, manusia telah diberi kemudahan mengakses media online sebagai sarana meningkatkan kualitas literasi, masih banyak yang menganggap budaya literasi tidak begitu penting dan lebih memilih membuang waktunya bermain media sosial maupun game online melalui ponsel pintarnya (smartphone).

Alangkah rugi apabila ponsel pintar dimanfaatkan untuk sesuatu yang tidak berguna, padahal banyak manfaat yang didapat dari budaya literasi, terutama dalam membentuk kemampuan positif yang meliputi:

1. Kemampuan berpikir kritis dan analitis 

2. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas 

3. Pengembangan budaya literasi yang meningkatkan keterampilan membaca dan menulis 

4. Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dan berinteraksi yang baik

5. Memiliki kemampuan menganalisis informasi secara mendalam dan objektif.


Ketika suatu bangsa mempunyai karakteristik-karakteristik diatas, mampu dipastikan tingginya tingkat literasi pada bangsa tersebut yang berpotensi menghasilkan berbagai individu berkualitas dan berkembang secara intelektual, juga menciptakan negara yang berkompetitif. Oleh sebab itulah, penting bagi Indonesia meningkatkan budaya literasi supaya menjadi negara yang semakin maju.

Anak-anak zaman sekarang seharusnya berpotensi besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yakni melahirkan generasi emas yang berkualitas, kompeten dan berdaya saing tinggi, yang tentunya akan berhasil jika gencar menggerakkan budaya literasi. Budaya literasi bisa diterapkan dari langkah-langkah berikut:

1. Mengembangkan kebiasaan membaca buku atau media catak lainnya

2. Mencoba membuat karya sastra atau karya tulis, seperti puisi, artikel dan sejenisnya

3. Memanfaatkan gawai dan internet secara bijak

4. Mulai menghabiskan waktu untuk menambah wawasan dan pengetahuan

5. Berpartisipasi dalam kegiatan atau acara literasi di sekolah, seperti kegiatan pojok baca, merayakan hari Literasi Internasional dan mengikuti lomba membuat karya tulis.


Masih banyak sekali kegiatan literasi lain yang mudah dilakukan, contohnya seperti kamu sekarang, yang sedang membaca artikel di blog ini. Walaupun mungkin kebanyakan orang menganggap sepele, tetapi jauh lebih baik daripada membuang-buang waktu dengan hanya scroll media sosial saja. Jadi, berbanggalah kamu karena sudah menyempatkan diri membaca artikel di blog areknulis.blogspot.com, hehehe.


Saya harapkan dengan penjelasan tadi, budaya literasi dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari agar membantu mengobati krisis literasi di Indonesia, sehingga kita akhirnya mampu merealisasikan cita-cita bangsa. Semangat pemuda!. (*)


Penulis: Naufal Farras Abdillah

Editor dan pemilik blog: Alessandra Maura Raihanna

Terimakasih telah mengunjungi blog ini. Nantikan selalu update berita dari kami.